Himbauan social distancing yamg dikeluarkan oleh pemerintah, nampak melumpuhkan pelbagi sektor.
Lembaga Pemerintah maupun perusahan-perusahan, turut menetapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk para pekerjanya, guna meminimalisir penyebaran pendemi corona virus.
Termasuk sektor pendidikan seperti sekolah dasar sampai perguruan tinggi menutup sementara aktivitas pembelajaran serta perkuliahan, dengan menginstrusikan kepada peserta didik dan mahasiswa untuk belajar di rumah masing-masing.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengimbau agar aktivitas pembelajaran, dan urusan administrasi baik di sekolah maupun perguruan tinggi di daerah, yang terdampak Coronovirus Disease (Covid-19), untuk dapat dilakukan dari rumah masing-masing, dengan memanfaatkan teknologi.” Tegas Nadiem. Jum’at (20/3)
Kebijakan seperti ini, menuntut satuan pendidikan untuk mengembangkan inovasi dan kreatifitas agar proses kegiatan belajar mengajar dapat tetap terlaksana dengan lancar.
Semangat yang terjadi di dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dalam pengelolaan santuan pendidikan, serta pembelajaran, diharapkan dapat terus dikembangkan, bukan hanya saat terjadi pendemi coronoa saja.
Namun harus terus ada upaya dari setiap satuan pendidikan untuk memanfaatan teknologi yang telah tersedia, tidak terputus hanya pada pemasaran berbasis jaringan saja, juga dikembangkan pada Sistem Menejemen Akademik, Menejemen Pengelolaan Kelembagaan, Aktivitas Pembelajaran, Ujian, Sistem absensi dapat bersifat online.
Pemanfaatan TIK dapat memudahkan Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta didik dan Mahasiswa aktivitas pembelajaran serta pengelolaan lembaga.
Salah satu Dosen Fakultas Hukum UWM, Fuad, SH.,MH., M.Kn pengampu mata kuliah Etika Profesi Hukum, dan Hukum Investasi dan Ahli teknologi, saat ditemui mengungkapkan bahwa dengan adanya himbauan pemerintah daerah untuk kegiatan perkuliahan diadakan dari rumah dalam jaringan (daring) atau sistem e-learning, sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, saat ini kami menggunakan beberapa aplikasi seperti Zoom, Google Class Room dan lainnya.” Tutur Fuad, Kamis (19/3)
Anita Dosen Bahasa Inggris, salah satu Universitas Swasta Terkemuka di Yogyakarta, mengapresiasi kebijakan kampusnya, yang telah menfasilitasi kegiatan perkuliahan tetap dilakukan dari rumah masing-masing, melalui portal akademik yang telah disediakn oleh pihak universitas, serta menggunakan aplikasi teleconference seperti Cisco Webex dan Zoom cloud meeting.” Ungkap Anita.
Ketua Wilayah Ikatan Guru Indonesi (IGI Maluku), membagi pengalamannya, saat harus mengampu kegiatan pekuliahan jarak jauh, yang diikuti oleh sekitar 45 mahasiswa. Memang awal ini tidak biasa digunakan, meskipun tidak dalam keadaan terisolir, para guru, dosen harus memilih kelas dalam jaraingan sebagai model pembelajaran blended learning. Karena saat kita dihadapi dengan kondisi diharuskan mengadakan kegiatan pembelajaran dari rumah, maka kita harus siap.” Pungkas Ode Abdurahman.
Berbeda dengan Perguruan tinggi, dan satuan pendidkan formal lainnya. Satuan lembaga pendidikan non formal, menyikapi perkembangan TIK sangat beragam.
Salah satu lembaga pelatihan Vokasi, yang menyelenggarakan pelatihan Perhotelan, Kapal Pesiar dan Kuliner. Jogja Culinary School (JCS), secara bertahap telah memaksimalkan sistem pengelolaan menejemen akademik, mulai dari pendaftaran peserta didik baru, pengelolaan sistem akademik, serta beberapa aktivitas pembelajaran teori telah dilaksanakan secara daring.” Ungkap Riska Kurniawati.
Ditambahkan bahwa Lembaga yang pernah menjadi juara tiga Apresiasi GTK berpretsasi tingkat Nasional, tahun 2016 oleh Kemdikbud RI, Saat ini JCS terus melakukan inovasi dan kreatifitas di dalam pengelolaan menejemen lembaga serta pembelajaran berbasis online, melalui portal akademiknya, walau memang belum secara maksimal diterapkan.” Tegas Riska Kurniawati, Kepala Akademik dan Kesiswaan.
Peserta didik JCS, saat dijumpai sangat senang dengan kebijakan yang ada di lembaganya, menurutnya kegiatan pembelajaran dalam jaringan, sangat memudahkan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pelatihan, namun aktivitas tersebut belum maksimal, kalau hanya terbatas pada pembelajaran kelas teori serta ujian online saja.” Pungkas Anggi, Peserta Didik asal Lampung.
Aditya, Intsruktur Desain Grafis di Balai Latihan Kerja (BLK) Medan, melalui pesan singkatnya menuturkan “pemanfaatn platform digital dalam aktivitas belajar mengajar, sudah lama dilakukannya, namun sering mengalami kendala pada konektivitas jaringan internet.” Ucap Aditya.
Ketua Forum Pengelola LKP Kabupaten Wonosobo, ketika dikomfirmasi mengungkapkan bahwa saat ini LPK yang dikelolanya, sedang menyiapkan portal akademik yang freindly, yang dapat digunakan sebagai media branding lembaga, pendaftaran online, pengelolaan sistem menejemen lembaga, pembelajaran dalam jaringan, sistem ujian online, serta nantinya peserta dapat mencetak sertifikatnya secara mandiri.” Pungkas Nur Alfi, Direktur Alvy School, LPK bidang pelatihan Fashion, serta Perhotelan dan Kapal Pesiar di Wonosobo.
Ketika dihubungi melalui telpon selulernya, Ketua Umum Generasi Digital Indonesia (GRADASI), menyampaikan bahwa, selama ini GRADASI selalu mengaungkan gerakan literasi digital di indonesia, guna pemanfaatan teknologi digital untuk berbagi kegiatan, seperti pemasaran, pengelolaan sistem menejemen usaha, dan aktivitas pembelajaran, menurutnya satuan pendidikan terdiri dari berbagi komponen, diantaranya tenaga pendidik serta kependidikan, yang harus disiapkan dan dilatih untuk pemanfaatan teknologi, guna menunjang produktivitas kerja di lembaganya.” Tegas Bang Oni. (indah)