Pertengahan Februari 2020 Indonesia mengawali dengan berita tentang virus corona yang berasal dari Wuhan. Hal tersebut menimbulkan kepanikan bagi pemerintah dan masyarakat. Virus tersebut sangat membahayakan bagi manusia karena menyerang sistem pernapasan dan sangat cepat dalam penularannya. Virus corona sangatlah membahayakan karena berakibat fatal hingga kematian. Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan lockdown yang mengharuskan masyarakat menutup akses wilayah masing-masing. Selain itu, pemerintah juga memberi arahan untuk masyarakat menerapkan physical distancing yang mana masyarakat harus membatasi hubungan komunikasi secara tatap muka dengan orang lain dan berpindah pada sistem daring (dalam jaringan).

Sudah lebih dari 3 bulan lamanya Indonesia menerapkan lockdown dan physical distancing. Hal tersebut berpengaruh besar pada sektor ekonomi masyarakat dan pendidikan. Menurunnya ekonomi masyarakat dikarenakan jumlah pendapatan tidak sepadan dengan pengeluaran di masa sulit pandemi. Hal yang melatarbelakangi kondisi tersebut karena penghasilan yang minim akibat beberapa pekerja mengalami PHK dan bekerja dari rumah (Work from Home). Sementara itu, pada sektor pendidikan berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran yang dipindah menjadi daring dan banyak kendala yang dihadapi dari kekuatan sinyal di masing-masing daerah, keambiguan dalam menangkap materi, dan keterampilan guru dalam memanfaatkan media daring.

Sama halnya dengan siswa Jogja Culinary School yang mengharuskan melaksanakan pembelajaran praktek secara tatap muka di Lembaga. Beberapa upaya dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan seperti mewajibkan peserta didik, Instruktur dan staf memakai masker selama pembelajaran, wajib mencuci tangan dan pengecekan suhu tubuh. Saat Pembelajaran berlangsung, Jogja Culinary School melakukan pembatasan peserta didik untuk 1 kelas nya. Antusiasme peserta didik terlihat ketika mereka melaksanakan pembelajaran praktek memasak dan table set up.

 

Leave a Comment